Manfaat tari tradisional bagi anak PAUD Yang ada di TK Shalahuddin Al-Ayyubi Jatibarang
Tari topeng Cirebon, Jawa Barat, merupakan seni tari pertunjukan yang sarat simbol penuh makna yang diharapkan bisa dipahami penontonnya. Simbol-simbol itu disampaikan melalui warna topeng, jumlah topeng, dan jumlah gamelan pengiringnya. Makna yang disampaikan bisa berupa nilai kepemimpinan, cinta, atau kebijaksanaan yang disampaikan melalui media tari.
Siapa empu pencipta tarian ini tak diketahui. Kemunculannya pun ada banyak versi. Salah satunya menyebut tari topeng sudah dikenal pada masa Majapahit. Jacob Sumardjo dalam Arkeologi Budaya Indonesia menyebut Raja Hayam Wuruk menari dengan topeng terbuat dari emas. Setelah jatuhnya Majapahit. tarian ini dipertahankan sultan-sultan Demak dengan kemasan baru. Dari Demak, tarian ini menyebar ke daerah lainnya, termasuk Cirebon, yang pernah berada di bawah pengaruh Demak.
Bermain seni tari pada anak dapat memberikan manfaat dalam berbagai aspek mulai dari perkembangan fisik, keterampilan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial, dan emosional anak.
Bermain merupakan aktivitas yang membuat mood atau hati anak menjadi senang. Tanpa disadari oleh anak, melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, anak lebih mudah dalam menyerap banyak hal untuk perkembangannya.
Permainan menari melatih otot pergerakan tangan serta melatih kelenturan tangan, koordinasi Gerakan mata, tangan, dan kelenturan tubuh. Tari tradisional ini mengembang aspek nilaI Kecintaan anak terhadap tari topeng yang dilakukan di TK Shalahuddin Al-Ayyubi Jatibarang. Guru TK Al-Ayyubi (Cucum Purwaningrum), menyebutkan bahwa seni tari ini melatih anggota tubuh menjadi lebih lentur, dan melatih konsentrasi anak. Minat anak dalam seni tari ini akan ditindaklanjuti oleh kepala TK Shalahuddin Al-Ayyubi (Qona’ah, S.Pd).
(Cucum Purwaningrum, S.Pd)
(foto guru menjelaskan tentang tari topeng)
Tari topeng Cirebon biasanya diawali dengan gerakan membungkuk sebagai bentuk penghormatan kepada penonton sekaligus tanda tarian akan segera dimulai. Setelah itu kaki penari digerakkan melangkah maju-mundur diiringi rentangan tangan dan lemparan senyum kepada penonton. Gerakan dilanjutkan dengan membelakangi penonton dan menggoyangkan pinggul sambil memakai topeng sesuai karakter yang akan dibawakannya.
Setelah menari berputar-putar, tubuh penari kembali membelakangi penonton sambil mengganti topeng dengan karakter yang berbeda. Saat mengenakan topeng, bunyi gamelan jadi perlambang dari karakter tokoh yang diperankan. Alunan musik paling keras adalah ketika penari hendak mengenakan topeng berwarna merah tua sebagai perlambang nafsu angkara murka.
Busana penari meliputi baju kutung lengan pendek, celana panjang di bawah lutut (sontog) penutup dada yang dikenakan di bahu (mongkron), “dasi”, selendang di pinggang (sampur atau soder), ikat pinggang (badong), tutup kepala (sobrah), serta gelang tangan dan kaki.
Penari gamelan diiringan waditra atau gamelan berlaras pelog, salendro atau prawa yang terdiri atas kendang (dua buah), kendang kecil (dua buah), saron kecil, bonang, kenong, dan jengglong, saron (dua set), tutukan dan kebluk, kelenang, kademung, kempul, dan gong keprak, suling, dan kemanak.
Tari topeng sempat berjaya pada masa Orde Lama. Kedekatannya dengan kelompok kiri membuat tari topeng meredup di awal Orde Baru. Menjamurnya musik dangdut dan tarling menambah tenggelam kesenian tari topeng. Meski ada upaya mengembangkan kembali tari topeng, termasuk munculnya sangar-sangar, tari topeng tetap dalam kondisi sulit. Apalagi umumnya kemampuan menari yang mumpuni diwariskan secara turun-temurun.
Membantu Perkembangan Fisik dan Motorik
Manfaat pertama yang didapatkan bila anak belajar menari secara rutin adalah ia memiliki perkembangan fisik yang lebih terjaga. Saat menari, semua bagian tubuh akan digerakkan dan secara otomatis akan membakar kalori dalam tubuhnya dan mengurangi risiko obesitas.
Teknik menari yang meliputi gerakan berlari, berjalan, melompat, hingga membungkukkan badan, dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Anak pada akhirnya akan memiliki gerak tubuh yang lebih seimbang serta luwes. Pola gerakan tari juga mengajar anak melatih kemampuan koordinasi antara kaki, tangan dan anggota tubuh lainnya. Tari penting untuk anak karena secara alami mereka akan lebih aktif, kuat, dan terampil.
Melatih Disiplin
Setelah mengikuti kursus tari, mau tidak mau anak harus belajar disiplin. Pembelajaran pertama dimulai ketika anak harus mematuhi jadwal latihan yang sudah disepakati.
Orang tua harus menanamkan bahwa mengamati koreografi tari penting untuk Anak. Beri pemahaman bila ia tidak disiplin mengikuti instruksi pelatih selama latihan, ia akan tertinggal dibanding teman-temannya.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Ketika melakukan gerakan tari, anak diberi ruang untuk melatih kemampuan berpikirnya. Awalnya anak akan mulai meniru kemudian berusaha menghafalkan semua gerakan tari yang diajarkan. Setelah rutin mempelajari hal-hal baru, daya ingat dan kemampuan berpikir si kecil akan semakin terasah.
Bila anak ditantang melakukan gerakan-gerakan tari yang sulit dilakukan, tentu ia akan berusaha memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan berkonsultasi dengan guru tari, orang tua atau temannya. Kemampuan memecahkan masalah ini dapat ia adopsi di sekolah atau rumah.
Untuk membantu anak berpikir lebih baik, memang diperlukan kerja sama dari pihak lain terutama dari mereka yang berasal dari luar lingkungan rumah. Karena itu, mengikuti kursus tari merupakan solusi yang tepat.
Belajar Bekerja Sama
Kerja sama merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Karena itu, sejak usia dini prinsip ini harus ditanamkan pada anak. Dalam seni tari, kebanyakan tarian dilakukan secara berkelompok. Untuk penampilan yang bagus, anak diharuskan bekerja sama dengan teman-temannya.
Ketika memiliki tujuan yang sama dalam kelompok untuk mementaskan tarian yang bagus, dengan sendirinya anak akan terdorong membantu temannya yang menemui kesulitan kala berlatih. Diharapkan pengalaman ini akan terus berkelanjutan di masa mendatang.
Merangsang Kreativitas
Tari penting untuk anak karena merupakan media pembelajaran efektif untuk mengasah kreativitas si kecil. Ketika menari, anak dituntut belajar berekspresi baik melalui mimik wajah serta gerakan tubuhnya. Hal ini dapat berdampak baik pada peningkatan kreativitas serta percaya diri di luar lingkungan sanggar tari.
Lewat tarian, anak juga akan belajar dari pengalaman-pengalam saat menari dan membantunya menghasilkan ide baru. Misalnya ia terinspirasi menciptakan gerakan tarian baru.
Penulis : Cucum Purwaningrum, TK SHALAHUDDIN AL-AYYUBI JATIBARANG, INDRAMAYU
Comments
Post a Comment